Biokonversi Sampah Sayur dan Buah berbasis Mesin Pencacah Alami yaitu Jangkrik
Jangkrik merupakan serangga kecil yang pemakan tumbuhan dan hewan (omnivora). Sistem mulut yang mampu memotong dan mengunyah makanan secara cepat menjadi salah satu keunggulan hewan kecil ini. Di alam liar hewan ini memakan aneka tumbuhan seperti rumput, dedaunan, batang tumbuhan yang lunak, dll. Selain itu hewan ini juga mampu memakan hewan serangga lainya juga doyan terhadap bangkai hewan serangga lainya.
Hewan kecil ini sudah mampu di budidayakan secara intensif oleh masyarakat kita. Dengan memberikan pakan burung puyuh yang lembut maka dari 50 kg pakan burung puyuh mampu menjadi jangkrik seberat 35 kg dalam waktu 25 hari (FCR 1/1.43) artinya untuk mendapatkan 1 kg jangkrik maka membutuhkan pakan seberat 1.43 kg pakan. Di umur 25 hari ini sayap jangkrik masih belum tumbuh sempurna. Sehingga sangat baik untuk diolah menjadi produk makanan maupun pakan hewan hias seperti burung, reptil, ikan hias, dll.
Selain pakan pur burung puyuh, masyarakat juga memanfaatkan sampah organik pasar berupa sayuran dan buah buahan untuk mendongkrak produktifitas ternak jangkriknya. Selain itu pemberian rumput serta daun yang tumbuh liar di kebun juga mampu di lahap oleh hewan ini. Contoh tanaman yang dianggap gulma seperti eceng gondok, mata lele/lemna serta azolla microphylla juga mampu di lahap dengan cepat oleh hewan ini.
Kedepan, hewan ini akan mampu mengatasi sampah organik menjadi pakan ternak serta pupuk organik yang sangat bagus untuk petani. Kandungan nutrisi jangkrik juga sangat tinggi sekitar 60% (tergantung kualitas pakan). Sehingga mampu menjadi sumber protein hewani bagi masyarakat. Dalam 1 kg bibit telur jangkrik mampu menghasilkan 100 kg - 150 kg fresh jangkrik dalam waktu 25 hari dengan menghabiskan pakan pur puyuh sebanyak 143 kg - 214.5 kg. Kedepan pur puyuh harus dikurangi dengan menggunakan alternatif pakan lain berupa sampah organik untuk tujuan penguraian sampah organik di masyarakat.
Jangkrik kedepan akan menjadi partner pendamping bersama maggot bsf dalam rangka mengurai sampah organik. Pada penerapanya sampah organik tidak perlu di cacah jika menggunakan jangkrik, tapi perlu di cacah jika menggunakan maggot sebagai mesin pengurai terutama untuk sampah organik sayur.
Kami berharap seluruh sumberdaya mampu di integrasikan untuk mewujudkan ketahanan pangan masyarakat. Bravo Insect Protein.
Bobby Agro Farm
Maggot BSF Godong
Comments
Post a Comment